Teruntuk Anakku : Bersabarlah


jangan marah
jangan marah
Sesungguhnya, mengendalikan
amarah adalah salah satu keutamaan akhlak.
Ketahuilah bahwa Allah  menyukai
kelembutan, sedangkan marah identik dengan
sikap kasar dan emosional.

Sesungguhnya kemarahan yang tidak terkendali bisa berakibat sangat buruk dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu ketika dimintai nasihat atau wasiat oleh salah seorang sahabatnya, Beliau   memberikan wasiat untuk tidak marah.
Rasulullah  bersabda,
"Janganlah engkau marah, “Kemudian beliau mengulangi perkataannya beberapa kali, dan bersabda, "Janganlah engkau marah." (Riwayat Bukhari)
Diriwayatkan dalam AI-Musnad dari hadits Ibnu Umar, beliau juga pernah bertanya kepada Nabi  "Apakah yang dapat menjauhkan diriku dari murka Allah? "Nabi  menjawab, “Janganlah engkau marah." Seorang sahabat berkata, “Lalu aku berpikir, dan pada akhirnya aku mendapatkan bahwa kemarahan merupakan pusat dari segala kejahatan."
Rasulullah  juga bersabda,
"Tidaklah kekuatan itu dinilai dengan adu kekuatan (gulat), namun yang kuat itu adalah orang yang dapat menguasai dirinya tatkala marah." (Muttafaqun 'Alaihi)
Jadi hadits ini menjelaskan bahwa kekuatan hakiki tidak terletak pada kekuatan otot dan kekuatan badan, namun pada kekuatannya dalam menguasai diri, khususnya dalam mengendalikan amarah. Secara tersirat, hadits ini juga menjelaskan tentang keutamaan bersikap lemah lembut.
MENAHAN AMARAH TANDA ORANG BERTAKWA
Anakku, sesungguhnya Allah menjanjikan ampunan dan surga kepada orang-orang yang bertakwa. Siapakah orang yang bertakwa itu? Yaitu mereka yang melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Termasuk mereka yang suka menahan amarahnya.

Firman Allah  QS : Ali Imran; 133-134

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Allah  Juga Memuji Orang-orang yang suka memberi maaf bila ia marah

QS : Asy-Syura;37
“...dan apabila mereka marah mereka memberi maaf”.

Karena itulah kita sebagai seorang muslim harus bisa menahan amarahm dan suka memaafkan. Kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan. Penghinaan tidak harus dibalas dengan penghinaan. Bukankah dulu ketika Rasulullah  memulai dakwahnya, beliau juga dihina dan dihujat oleh kaumnya? Namun Rasulullah  tetap bersabar, dan ketika Islam sudah mengalami kejayaan, beliau pun tidak membalas penghinaan kaumnya yang dulu menghinanya.
Jika sikap ini kita amalkan, insyaallah kehidupan di dunia ini akan lebih damai. Tidak ada balas dendam, tidak ada tawuran.

CARA MENGHILANGKAN MARAH
Bagaimana cara menghilangkan marah? Rasulullah memberikan beberapa resep yang bisa kita amalkan.
Pertama,
Bila engkau marah, bacalah ta'awudz
(a'udzubillaahiminasysyaithaanirrajiim).
Karena, pada hakikatnya perasaan marah adalah dorongan setan, dan kita diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari godaan setan. Hal ini dinyatakan dalam hadits berikut,

Dua orang saling mengejek di dekat Nabi  lalu salah seorang darinya mulai marah. Nabi  memandang kepadanya dan berkata, "Sungguh aku ingin mengajari suatu ucapan yang seandainya ia ucapkan tentu hal itu (kemarahannya) akan hilang darinya. Yaitu aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk."lalu seorang yang mendengar (perkataan) Nabi tersebut berdiri menghadap orang tersebut dan berkata, "Apakah kamu mengerti pernyataan Rasulullah tadi?"la menjawab, "Apakah kamu pandang saya ini gila?"(Riwayat Muslim)

Kedua,
Bila engkau marah, maka berusahalah untuk diam atau tidak banyak bicara, sebagaimana sabda Nabi 
"Apabila salah seorang di antara kamu marah, maka diamlah." (Riwayat Ahmad)

Ketiga,
Bila engkau marah dalam keadaan berdiri maka duduklah. Bila duduk masih marah, maka berbaringlah. Karena Nabi  bersabda,
"Maka apabila salah seorang diantaramu marah dalam keadaan berdiri duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk berbaringlah." (Riwayat Abu Daud)

Keempat,
Bila ketiga upaya di atas belum membuahkan hasil, maka berwudhulah, sebagaimana sabda Nabi 
"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan terbuat dari api; dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang diantaramu marah, maka berwudhulah." (Riwayat Abu Daud)

Demikianlah, bimbingan Rasulullah  untuk mengendalikan amarah. Dengan menahan amarah, semoga kita mendapatkan surga-Nya. Amiin.

(abu hatym) Nukilan majalah “Nikah” Vol. 6 /08/nov 2007

Tidak ada komentar: